METODE EKSPERIMEN TINGKATKAN PEMBELAJARAN
PESAWAT
SEDERHANA
SD NEGERI 1 PETUGURAN
KEBERHASILAN dalam melaksanakan tugas mengajar tentu menjadi
harapan semua guru. Terkait dari persoalan tersebut guru
menyadari sepenuhnya akan masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan
belajar mengajar. Seringkali guru risau bahkan kadang merasa putus asa
menghadapi kenyataan yang dijumpai. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas,
mandiri dan aktif serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes jarang sekali
terjadi. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa pasif dalam
pertanyaan, suasana terasa kurang tepat untuk belajar, hasil belajar yang
dicapai rendah, bahkan mungkin sarana dan prasarana tidak mendukung dan masih
banyak lagi.
Salah satu indikator
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mampu menguasai materi pelajaran.
Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran selama ini dituangkan
dalam bentuk nilai. Rendah tingginya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran dan minat belajar siswa terbukti dari hasil perolehan ulangan.
Demikian halnya yang guru alami
ketika menyampaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang materi pesawat
sederhana. Selama proses pembelajaran terasa kurang begitu menarik, keaktifan
siswa sangat kurang. Peneliti merasakan sekali bahwa seolah-olah siswa hanya
mendengar cerita dari peneliti semata, tanpa mendapatkan informasi dari lain.
Kegagalan siswa dalam
belajar berarti kegagalan guru dalam mengajar. Tetapi, tidak semua guru
menyadari hal ini. Agar mampu menyadari kekurangannya, seorang guru dituntut
untuk mampu jujur pada dirinya sendiri, dan melihat pembelajaran yang
dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam “Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat” sama seperti halnya mata
pelajaran yang lain. Guru telah
menjalankan tugas sebagaimana mestinya guru mengajar, atau guru lain mengajar.
Sejauh ini, penyelenggaraan pendidikan di tempat kami bertugas, memang masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta
yang harus dihafal. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
Metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik bagi
guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran
sesuai dengan materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi suatu metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran,
situasi setempat, fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme
guru. (Winarno Surakhmad, 1984)
Ada beberapa metode yang
lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengatahuan Alam, antara lain adalah
metode diskusi, demonstrasi dan percobaan . dimana masing-masing metode
mempunyai suatu karakteristik dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada suatu
metode yang paling baik, tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan
kebutuhan.
Pendekatan khusus dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah pendekatan ketrampilan proses yaitu
seluruh ketrampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan
menerapkan konsep-konsep, prinsip–prinsip, hukum–hukum, keterampilan fisik
maupun keterampilan sosial. (Nuryani dan Andrian Rustam, 1997)
Pada hakekatnya IPA itu
adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari seluruh materi yang ada di alam
termasuk ruang angkasa, sehingga dapat kita mempergunakan fungsi dan
memanfaatkan, serta melestarikan sebagai bagian dari kehidupan dan kelangsungan
manusia dari generasi ke generasi, dengan mempergunakan ilmu dan teknologinya.
Menurut A.J. Romiszowski
(1981:217) hasil belajar merupakan keluaran dari suatu sistem pemrosesan
masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa
proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam
dua macam, yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan tentang fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan tentang konsep, dan pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan
juga terdiri dari empat kategori, yaitu
keterampilan untuk berpikir, keterampilan
untuk bertindak, keterampilan bersikap
dan keterampilan berinteraksi.
Menurut Killer (1990:78)
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini
berarti hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar juga
dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan
dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai
dengan kapasitas intelegensi anak, dan pencapaian tujuan belajar perlu
menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan pelajaran baru. Hasil belajar juga
dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti
bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang
memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
Hasil belajar yang
dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan, intelegensi dan kesempatan
yang diberikan kepada anak, pada gilirannya berpengaruh terhadap konsekuensi
dari hasil belajar tersebut. Konsekuensi atas hasil belajar tidak hanya
dipengaruhi oleh hasil belajar itu sendiri tetapi juga oleh adanya penguatan
yang diberikan oleh lingkungan sosial, terutama guru dan orang tua. Oleh karena
itu pemberian ulangan penguatan yang wajar dan adil merupakan bagian yang
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, lebih-lebih bagi siswa yang
kesulitan dalam belajar.
Metode eksperimen
sebagai salah satu metode pembelajaran adalah suatu cara penyajian bahan
pembelajaran dengan mencoba mengerjakan sesuatu serta mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu proses percobaan. Menurut Winarno Surakhmad (1984)
dengan metode eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan diantaranya
Bagaimana cara mengerjakannya ? cara manakah yang paling baik ? Apa yang akan
terjadi dengan reaksi itu ? Metode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin
mengetahui suatu hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan,
pengumpulan data, percobaan, dan analis.
Menurut Robert
J.Navighurt (1995:71), anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang
bermain, senang bergerak, senang belajar atau bekerja dalam kelompok, dan
senang melakukan atau melaksanakan serta meragakan sesuatu secara langsung.
Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak bekerja
atau belajar dalam kelompok dan anak terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran dan penemuan informasi.
Disamping Richard
Suchman (1962) akan memiliki motivasi alamiah untuk meneliti atau berinkuri.
Dan dalam penelitian membutuhkan partisipasi aktif dari anak didik untuk meneliti
sendiri secara ilmiah masalah yang dihadapi. Dari pendapat beberapa pakar
diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara memberikan
kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih
melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai
percobaan, anak akan menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.
Sebagimana kita tahu
bahwa anak usia SD, mereka memiliki kemampuan berpikir konkrit. Pada usia ini,
anak berada pada tahap operasional konkrit (Teori Piaget). Berkaitan dengan hal
tersebut, pada materi pesawat sederhana, guru mencoba menggunakan metode eksperimen dengan
harapan prestasi belajar siswa akan lebih maksimal sesuai harapan.
No comments:
Post a Comment