Friday 27 May 2022

not gending Ladrang Asmarandana

 Ladrang Asmarandana

Slendro


BUKA :  

. 3 . 2      . 3 . 2      3 3 2 2      6 6 6 (6)


2  1  2  6      2 1 2 3      5 3  2 1     3 2  3  1 


3  2  3  1      3 2 1 6      5 3  2  1     3 2 1 ( 6 )


MINGGAH

2 3 2 1     3 2 1 6     2 3 2 1     5 6 5 3

6 1 3 2     6 3 2 1     3 6 3 2     1 5 6 1

3 6 3 2     6 3 2 1     3 6 3 2     3 2 1 6

5 3 5 3     2 3 2 1     3 6 3 2     3 2 1 (6)

Thursday 26 May 2022

contoh soal kelas 5 tema 9

A. Berilah tanda silang (x) didepan huruf a,b,c atau d didepan jawaban yang benar !

Perhatikan gambar iklan dibawah ini!


1. Berdasarkan gambar diatas, unsur iklan yang tidak ada adalah...

        a. gambar

        b. kalimat iklan

        c. kualitas produk

        d. harga produk

2. Berikut ini adalah ciri-ciri iklan yang baik dan benar, kecuali...
        a. informatif
        b. komunikatif
        c. menarik
        d. dilengkapi gambar

3. Alat pembuat batik disebut..
        a. mori
        b. canting
        c. gawangan
        d. malam

4. lilin yang biasa digunakan untuk membatik disebut...........
        a. malam
        b. damar
        c. mori
        d. gondorukem

5. Perhatikan gambar dibawah ini!
    
        Produk apakah yang ditawarkan pada iklan tersebut?
        a. air mineral
        b. pakain
        c. tempat sampah
        d. ajakan buang sampah pada tempatnya

6. Iklan kecil (singkat) berisi penawaran tentang sesuatu yang terdiri atas beberapa baris saja disebut
        a. iklan kolom
        b. iklim baris
        c. iklam setengah halaman
        d. iklan satu halaman

7. Zat tunggal yang tidak bisa dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana disebut...
        a. unsur
        b. senyawa
        c. campuran
        d. heterogen

8. Di bawah ini adalah contoh unsur, kecuali....
        a. emas 24 karat
        b. tembaga
        c. perak
        d. gula pasir

9. Di bawah ini termasuk seni rupa dua dimensi, kecuali..
        a. gerabah
        b. batik
        c. lukisan
        d. gambar cerita

10. Di bawah ini adalah dampak dari tidak adanya persatuan dilingkungan keluarga, yaitu
        a. hilangnya kerukunan antara ayah dan ibu
        b. mengolok-mengolok teman
        c. terjadi tawuran
        d. hilang tenggang rasa sesama anggota masyarakat.

11. Orang melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi ....
        a. kebutuhan
        b. Kelangkaan
        c. konsumsi
        d. Dompet

12. Kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang, yaitu ....
        a. usaha angkutan 
        b. usaha tukang cukur 
        c. usaha pelayanan kesehatan
        d. usaha makanan

13. Kegiatan menghasilkan suatu barang disebut ....
        a. produksi
        b. distribusi
        c. konsumsi
        d. Produsen

14. Orang yang menggunakan jasa atau barang disebut ....
        a. produsen 
        b. distributor
        c. konsumen
        d. penyalur

15. Produksi televisi, radio, dan telepon termasuk hasil produksi ....
        a. ekstraktif
        b. industri 
        c. transportasi
        d. perdagangan

16. Kegiatan usaha di bidang jasa, yaitu ....
        a. perkebunan
        b. perindustrian
        c. perbengkelan
        d. pertanian

17. Iklan di intenet dapat disampakan dalam bentuk dibawah ini, kecuali.....
        a. sosial media
        b. websiet
        c. blog
        d. sound effect

18. Di bawah ini unsure dalam iklan tv, kecuali.....
        a.  suara
        b. gambar
        c. tulisan
        d. kolom

19. Untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara ........
        a. mempelajari dan memahami kesenian tradisional
        b. mengadakan pertukaran pemuda antar daerah
        c. mengakui keanekaragaman budaya daerah
        d. mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing

20. Iklan yang berfungsi memberikan penjelasan atau informasi kepada masyarakat dan dibuat oleh pemerintah disebut...
        a. iklan komesil
        b. iklan layanan masyarakat
        c. iklan perusahaan
        d.  iklan jasa

B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan isian yng tepat!
     1. Iklan kecil yang singkat dan memberikan informasi bebera pabaris disebut........
     2. Zat tunggal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu.........
     3. Penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ketangan konsumen disebut.......
     4. Iklan kolom adalah........
     5. Zat tunggal yang dapat di uraikan  menjadi zat yang lebih sederhana disebut.......
     6. Gabungan dari dua zat atau lebih yang sifat asalnya tidak hilang sama sekali disebut.....
     7. Gerabah dari kasongan adalah seni rupa dari daerah...........
     8. Membuat barang disebut kegiatan........
     9. Pestival budaya diadakan untuk.........................persatuan
     10. Jenis iklan berdasarkan fungsinya dibagi tiga yaitu................................
   
C. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat.
     1. apa tujuan dibuatnya iklan?
     2. Jelaskan perbedaan zat tunggal dan zat campuran!
     3. Sebutkan contoh senyawa!
     4. Apa bedanya seni rupa murni dan seni rupa terapan?
     5. Sebutkan akibat yang akan timbul apabila tidak mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat !

Friday 20 May 2022

WHOLE LANGUAGE TINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

 WHOLE LANGUAGE TINGKATKAN  PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

oleh:

MUSTOFA,S.Pd.SD

SDN 1 PETUGURAN KECAMATAN PUNGGELAN

KABUPATEN BANJARNEGARA


        Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi dan juga merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling bekerjasama dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, dan salah satu komponen yang penting adalah sumber belajar. Sumber-sumber belajar ini tak hanya bisa berasal dari buku-buku paket tetapi juga bisa berasal dari lingkungan alam sekitar siswa bersekolah.

        Pembelajaran akan lebih bermakna apabila didukung oleh berbagai komponen pembelajaran dan disajikan secara menarik agar dapat membangkitkan motivasi dan kosentrasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh guru karena seorang guru tidak hanya dituntut dapat menyelesaikan pembelajaran dan menciptakan hasil belajar tetapi guru juga harus dapat mengukur sejauh mana kemampuan dirinya dalam mengatasi dan memperbaiki kesulitan-kesulitan yang muncul dalam diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

        Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, kita dapat menyampikan keinginan, pendapat, dan perasaan kita. Dengan bahasa pula kita dapat memahami dan mengetahui apa yang terjadi di dunia dan lingkungan sekitar kita. Bahasa bukanlah suatu bakat yang dimiliki oleh sebagian orang saja, tetapi setiap orang memiliki kemampuan berbahasa. Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah ( Edelsky, 1991; Froese, 1990; Goodman,1986; Weaver 1992 ). Para ahli whole language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu pengajaran ketrampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.

        Pendekatan whole language didasari oleh paham constructivism yang menyatakan bahwa siswa membentuk sendiri pengetahuanya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh dan terpadu. Anak termotivasi untuk belajar jika mereka melihat bahwa yang dipelajarinya itu diperlukan oleh mereka. Guru berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk siswa agar mereka dapat belajar dengan baik.

        Menurut Routman (1991) dan Froese (1991 ) ada delapan komponen whole language yaitu reading aloud, journal writing, sustained silent reading, shared reading, guided reading, guided writing, independent reading, dan independent writing. Kelas yang menerapkan whole language merupakan kelas yang kaya dengan barang cetak, seperti buku, majalah, Koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dibagi-bagi dalam sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara individu di sudut-sudut tersebut. Kelas whole language menerapkan penilaian portofolio dan penilaian informal melalui pengamatan selama pembelajaran berlangsung.

Wednesday 11 May 2022

Artikel VIDEO PEMBELAJARAN MENGATASI KEJENUHAN DIMASA PJJ

 VIDEO PEMBELAJARAN MENGATASI KEJENUHAN DIMASA PJJ

RINA SUSANTI, S.Pd.SD

SD NEGERI 4 TLAGA

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

`        Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan pembelajaran yang dilakukan di rumah secara daring (dalam jaringan) dikarenakan adanya pandemi covid-19. Belajar di rumah merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menghindari angka penambahan kasus, karena sekolahan merupakan tempat berkumpulnya siswa dan guru untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat menjadi tempat penyebaran Covid-19. Belajar dari rumah bisa dilakukan dengan cara mencari sumber belajar dari internet maupun dari buku-buku yang didapat dari sekolah. Kebijakan belajar di rumah dilaksanakan dengan tetap melibatkan pendidik dan peserta didik melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)”.

        Aktivitas belajar di rumah selama masa pandemi covid-19 menimbulkan beberapa kendala, salah satunya adalah menimbulkan kejenuhan belajar pada siswa. Kejenuhan merupakan suatu kondisi mental di mana seseorang merasa bosan yang amat sangat untuk melakukan tugas rutin yang sudah sejak lama dilakukannya. Kejenuhan belajar ini juga terjadi pada siswa-siswi kelas VI di SD Negeri 4 Tlaga, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Menurut Sutarjo dkk (2014: 2) “kejenuhan belajar merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh siswa yang mengakibatkan menurunnya tingkat motivasi belajar, timbulnya rasa malas, dan menurunnya tingkat prestasi belajar siswa”.

        Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, faktor kejenuhan belajar yang terjadi pada siswa kelas VI di SD Negeri 4 Tlaga pada masa pembelajaran jarak jauh antara lain; (1) Belajar dilakukan dengan metode pemberian tugas rumah yang tidak bervariasi. Pada masa PJJ guru hanya memberikan tugas untuk dikerjakan berupa tulisan yang dibagikan di grup whatsapp (WA) (2) Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu saja. Misalnya di kamar tidur. (3) Kondisi ruang belajar yang tidak berubah-ubah, terutama di rumah. (4) Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau hiburan untuk menetralisir kelelahan berpikir setelah belajar.

        Upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi kejenuhan belajar siswa pada masa PJJ di kelas VI SD Negeri 4 Tlaga adalah dengan memberikan tugas rumah melalui video pembelajaran. Penulis memilih media video pembelajaran dikarenakan media video pembelajaran tersebut dapat menampilkan informasi atau peristiwa tanpa harus mengalami secara langsung. Sukiman (2012:187-188) menyatakan “media video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan”. Dalam video pembelajaran memuat penjelasan materi yang disisipkan cuplikan video atau gambar peristiwa-peristiwa yang menarik yang sesuai dengan muatan materi. Cuplikan peristiwa bisa diambil langsung dari kegiatan yang ada di sekitar lingkungan, dan bisa saja diambil dari internet. Guru merekam dirinya sendiri ketika sedang menjelaskan materi dan tugas yang disampaikan. Setelah proses editing video selesai, kemudian dibagikan di grup whatsapp kelas.

        Penyampaian materi pada masa PJJ melalui video pembelajaran terbukti cukup efektif dalam membangkitkan semangat belajar siswa kelas VI di SD Negeri 4 Tlaga. Hal ini terlihat dari siswa yang biasanya terlambat dalam mengumpulkan tugas, setelah materi dan tugas disampaikan melalui video pembelajaran, tugas selalu dikumpulkan tepat waktu dan setelah dikoreksi hasil nilainya pun cukup memuaskan. Memang ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan media video pembelajaran. Salah satu kelebihan media video pembelajaran yaitu meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran pada masa PJJ, kemudian salah satu kekurangannya adalah tidak semua guru bisa editing sendiri untuk membuat video pembelajaran. Kendati demikian, penggunaan media video pembelajaran bisa menjadi salah satu alternatif dalam pemberian materi dan tugas pada masa PJJ untuk menghilangkan kejenuhan belajar siswa.



Artikel TERASA DALAM KELAS DENGAN ZOOM MEETING

 TERASA DALAM KELAS DENGAN ZOOM MEETING

RINA SUSANTI, S.Pd.SD

SD NEGERI 4 TLAGA

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

        Pada masa ini, hampir seluruh negara di dunia sedang dihadapkan dengan masalah kesehatan yaitu pandemic corona virus desease atau COVID-19, termasuk Indonesia. Untuk itu pemerintah mengambil kebijakan dengan menerapkan social distancing, tidak berkumpul atau berkerumun untuk meminimalisir penularan COVID-19. Social distancing merupakan suatu tindakan dimana setiap orang diharuskan agar tidak saling berdekatan atau menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Adanya surat Edaran Kemendikbud No 2 tahun 2020 dan No. 3 tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 mewajibkan lembaga pendidikan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh.

        Kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dianggap sebuah solusi jitu dalam pemutusan tali penyebaran covid-19, sehingga pemerintah pun mengeluarkan program bantuan quota belajar bagi siswa dan guru. Dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara tidak langsung telah menuntut guru untuk lebih mengoptimalkan pengetahuan IT, mengenal dan mempelajari berbagai platform pembelajaran, menjadi lay outer modul pembelajaran, menjadi editor video, agar kegiatan belajar dari rumah (BDR) yang dilaksanakan oleh siswa bersama wali di rumah menjadi lebih mudah, menyenangkan, tidak monoton, dan bermanfaat.

        Upaya guru untuk memanfaatkan quota belajar dari pemerintah dan tetap bisa menyampaikan materi secara terarah dan menyenangkan selain whatsapp group adalah dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting. Dengan zoom meeting kita bisa mengadakan tatap muka secara virtual, sehingga rasa rindu dengan suasana kelas bersama peserta didik bisa terobati. Zoom Meeting sendiri merupakan sebuah aplikasi berbasis video. Sukiman (2012:187-188) menyatakan “media video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan”. Pendiri aplikasi Zoom Meeting yaitu Eric Yuan yang diresmikan tahun 2011 yang kantor pusatnya berada di San Jose, California. Sebagai prasyarat untuk bisa menggunakan zoom meeting yang utama yaitu hp smartphone atau laptop.


        
Berdasarkan pengamatan penulis, penyampaian materi pada masa PJJ melalui zoom meeting sangat mendapatkan respon positif dari peserta didik dan wali murid, hal ini terlihat dari kehadiran siswa yang mengikuti zoom meeting hampir mencapai 100%.  Selain itu, dalam menyampaikan materi pun guru menjadi lebih mudah. Guru bisa melihat respon peserta didik melalui video secara langsung pada saat pempelajaran dan juga sebaliknya peserta didik sendiri juga bisa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Lebih asyik lagi ketika sedang melakukan tanya jawab atau diskusi, semua peserta didik bisa saling menyampaikan tanggapan secara langsung sehingga suasana seperti dalam kelas yang sebenarnya.

        Penyampaian materi pada masa PJJ melalui video zoom meeting terbukti cukup efektif untuk membangkitkan semangat belajar siswa kelas VI di SD Negeri 4 Tlaga. Peserta didik yang biasanya terlambat dalam mengumpulkan tugas, setelah materi dan tugas disampaikan melalui video zoom meeting, tugas selalu dikumpulkan tepat waktu dan setelah dikoreksi hasil nilainya pun cukup memuaskan. Memang ada kelebihan dan hambatan dalam penggunaan aplikasi zoom meeting. Salah satu kelebihannya yaitu meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran karena peserta didik dan guru bisa berinteraksi secara virtual melalui video sehingga seperti dalam ruang kelas yang sebenarnya, kemudian salah satu hambatannya adalah di beberapa daerah kurang mendapatkan signal yang cukup kuat dari provider paket data seluler  sehingga video kurang stabil. Kendati demikian, penggunaan aplikasi zoom meeting dalam pembelajaran bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyampaikan materi pada masa PJJ agar pembelajaran lebih menyenangkan.

Monday 9 May 2022

NOT GENDINGAN LADRANG AYUN – AYUN

 

LADRANG AYUN – AYUN

 

BUKA  : . 661   6535   6532   2523   6. 6 (. )

 2321   3532   5321   3532

 6365   2165   3632   5356

 

MINGGAH

3636   2321   5123   6532

 6253   2321   5123   6532

 6253   1216   3561   6535

 6356   3532   5316   1216

 

GOBYOK

 3636   3636   . 2 . 3    . 2 . 1

 5151   5123   . 6 . 5    . 3 . 2

 6261   6253

Contoh Artikel Wayang sebagai Media Pemblajaran Yang mengasikan

 

Wayang sebagai Media Pemblajaran Yang mengasikan



Oleh :

Mustofa, S.Pd.SD

SD Negeri 1 Petuguran, Kecamatan Punggelan, Kab. Banjarnegara

        Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan yang memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui dan menghayati nilai-nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat dan negara. Dengan demikian pendidikan dapat dikatakan sebagai wadah mencerdaskan anak, pengambangan nilai-nilai pengetahuan, keterampilan dan sikap anak.

        Kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang bermutu harus dapat bisa dirasakan bagi seluruh anak – anak baik yang ada di kota maupun di desa  untuk dapat  meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.  Upaya yang dilakukan dalam rangka pemenuhan tuntutan ini adalah dengan memanfaatkan media pendidikan dalam proses belajar mengajar melalui pendekatan secara langsung dilakukan guru dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

        Media pendidikan itu sendiri merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik ( Danim, 2010:7). Media pendidikan sering digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Hal ini dikarenakan hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Media komunikasi yang dapat diterapkan dalam pembelajran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yaitu: buku, tape recorder, kaset, video, film, foto, gambar, grafik, tv dsb. Dengan kata lain, media merupakan sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media ini bagian dari bentuk komunikasi yang dapat dilihat, didengar, dimanipulasi maupun dibaca. Karena pengertian tersebut, media pembelajaran ini dibagi menjadi dua yaitu, media pembelajaran teknologi tinggi dan media pembelajaran teknologi tradisional.

        Media pembelajaran tradisional biasanya digunakan karena memiliki kandungan pesan yang secara tidak langsung ingin disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran tradisional biasanya berupa permainan tradisional, lagu-lagu tradisional, cerita dongeng dan pertunjukan seni seperti tarian dan pewayangan.

        Wayang merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan secara langsung oleh pendidik untuk memberikan materi pelajaran kepada peserta didik. Melalui media wayang guru dapat menerapkan pelajaran bagimana cara menggambar, cara menggerakan dan bercerita.   Dengan membaca atau menonton wayang, peserta didik akan mendapat hiburan dan  dapat memetik nilai - nilai yang di ambil dari cerita tersebut.

        Melalui media wayang, peserta didik  dapat secara langsung memainkan  wayang yang bisa dikaitkan dengan pelajaran IPA materi alat gerak guru.  Membaca cerita wayang  bisa dikaitkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimpulkan isi cerita yang terkandung dalam cerita tersebut yang banyak mengandung nilai filosofi dan histori. Nilai tersebut tidak hanya terkandung dalam cerita atau lakon yang digelar, tetapi juga melalui elemen-elemen lain seperti property, karawitan, syair dsb. Wayang dapat memfasilitasi peserta didik dengan menginformasikan beragam nilai alternative baik-buruk, dan pantas tidaknya. Wayang akan mendorong peserta didik menuju tatanan yang lebih baik melalui pesan-pesan yang disampaikan. Peserta didik akan memperoleh inspirasi terkait dengan semangat hidup, optimisme, pencerahan dan kebahagiaan.

        Berdasarkan uraian diatas, dapat terlihat bahwa sebenarnya wayang merupakan media pembelajaran tradisional yang telah berkembang luas dimasyarakat. Sejak awal keberadaannya, wayang bertujuan sebagai agen penyaluran pengetahuan kepada masyarakat luas dan sebagai media hiburan. Sebagai media pembelajaran masyarakat luas, wayang juga sangat penting perannya bagi dunia pendidikan, mengingat pendidikan dan kebudayaan yang saling berkaitan erat. Dalam perannya sebagai media pembelajaran, wayang diharapkan mampu menyampaikan nilai-nilai kebudayaan kepada peserta didik. Selain itu, wayang juga dapat digunakan sebagai media interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran didalam maupun di luar kelas.

        Dewasa ini, eksistensi wayang mulai menurun sejalan dengan perkembangan teknologi. Hal ini terlihat jelas dari langkanya pagelaran wayang dimasyarakat karena semakin berkurangnya rasa sosialisme masyarakat akibat maraknya teknologi-teknologi modern yang bermunculan dan mengakibatkan munculnya sikap individualism pada masyarakat modern. Jika hal ini terus dibiarkan, bagaimana kita akan mempertahankan nilai-nilai kebudayaan bangsa kita yang merupakan bagian penting dalam pendidikan. Bukankah wayang sebagai salah satu media pembelajaran tradisional sama pentingnya dengan media pembelajaran tinggi, lalu mengapa media pembelajaran tradisional seakan tersingkir di ranah pendidikan dan tergeser kedudukannya oleh perkembangan IPTEK.

        Berdasarkan uraian-uraian diatas, saya akan membahas mengenai pentingnya wayang sebagai media pembelajaran bagi dunia pendidikan diera modernisasi ini. Mengapa wayang perlu dipertahankan dan bagaimana mempertahankan wayang di era modernisasi ini, agar tidak tersingkir dalam persaingannya dengan perkembangan teknologi.

        Dalam ranah pendidikan saat ini, wayang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Hal ini dikarenakan keberadaan wayang yang semakin tersisihkan dengan kebudayaan lain serta kalah saingnya wayang jika dibandingkan dengan alat-alat modern lain yang dianggap sebagai alat sekolah seperti LCD dan Proyektor. Namun jika dilihat dan diamati lebih lanjut. Media seperti tersebut hanya cocok dinegara maju seperti Amerika Serikat. Di Indonesia sepertinya belum bisa untuk menghadapi kemajuan teknologi. Dimana dengan adaya proyektor malah membuat pelajar bosan, karena harus melihat tulisan yang berderet deret. Beda halnya dengan wayang. Wayang disini bisa dikatan, dengan seorang guru yang memainkan suatu barang untuk menjelaskan suatu materi atau pelajaran ataupun juga memainkan sebuah wayang adapun juga menceritakan tokoh pewayangan yang ada dalam wayang. Hal ini cenderung efektif dari pada hanya melihat di LCD Proyektor.

        Penggunaan wayang sebagai media pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bercerita. Guru cukup menceritakan kisah pewayangan yang mengandung nilai kebaikan serta mengajarkan karakter tokoh wayang tersebut untuk diteladani dan dijadikan sebagai sumber motivasi oleh siswa. Dimana motivasi tersebut merupakan suatu kondisi yang dapat menimbulkan perilaku tertentu serta member arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut (Sugihartono, 2013:20). Siswa yang memiliki motivasi akan memiliki kualitas keterlibatan belajar yang tinggi, perasaan dan keterlibatan afektif siswa sangat tinggi dan selalu berupaya memelihara atau menjaga agar selalu memiliki motivasi belajar yang tinggi pula. Selain factor diatas, berikut kelebihan yang dimiliki oleh wayang sebagai media media pembelajaran yang efektif.


METODE EKSPERIMEN TINGKATKAN PEMBELAJARAN PESAWAT SEDERHANA

 METODE EKSPERIMEN TINGKATKAN  PEMBELAJARAN

 PESAWAT SEDERHANA



oleh

MUSTOFA, S.Pd.SD

     SD NEGERI 1 PETUGURAN

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

        KEBERHASILAN dalam melaksanakan tugas mengajar tentu menjadi harapan semua guru. Terkait dari persoalan tersebut guru menyadari sepenuhnya akan masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Seringkali guru risau bahkan kadang merasa putus asa menghadapi kenyataan yang dijumpai. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, mandiri dan aktif serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes jarang sekali terjadi. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa pasif dalam pertanyaan, suasana terasa kurang tepat untuk belajar, hasil belajar yang dicapai rendah, bahkan mungkin sarana dan prasarana tidak mendukung dan masih banyak lagi. 

        Salah satu indikator pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mampu menguasai materi pelajaran. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran selama ini dituangkan dalam bentuk nilai. Rendah tingginya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan minat belajar siswa terbukti dari hasil perolehan ulangan.

        Demikian halnya yang guru alami ketika menyampaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang materi pesawat sederhana. Selama proses pembelajaran terasa kurang begitu menarik, keaktifan siswa sangat kurang. Peneliti merasakan sekali bahwa seolah-olah siswa hanya mendengar cerita dari peneliti semata, tanpa mendapatkan informasi dari lain.

        Kegagalan siswa dalam belajar berarti kegagalan guru dalam mengajar. Tetapi, tidak semua guru menyadari hal ini. Agar mampu menyadari kekurangannya, seorang guru dituntut untuk mampu jujur pada dirinya sendiri, dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam  “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat” sama seperti halnya mata pelajaran yang lain. Guru telah menjalankan tugas sebagaimana mestinya guru mengajar, atau guru lain mengajar. Sejauh ini, penyelenggaraan pendidikan di tempat kami bertugas, memang masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.

        Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat, fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme guru. (Winarno Surakhmad, 1984)

        Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengatahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi dan percobaan . dimana masing-masing metode mempunyai suatu karakteristik dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada suatu metode yang paling baik, tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan.

        Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah pendekatan ketrampilan proses yaitu seluruh ketrampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip–prinsip, hukum–hukum, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial. (Nuryani dan Andrian Rustam, 1997)

        Pada hakekatnya IPA itu adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari seluruh materi yang ada di alam termasuk ruang angkasa, sehingga dapat kita mempergunakan fungsi dan memanfaatkan, serta melestarikan sebagai bagian dari kehidupan dan kelangsungan manusia dari generasi ke generasi, dengan mempergunakan ilmu dan teknologinya.

        Menurut A.J. Romiszowski (1981:217) hasil belajar merupakan keluaran dari suatu sistem pemrosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua  macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu  pengetahuan tentang fakta,  pengetahuan tentang prosedur,  pengetahuan tentang konsep, dan  pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu  keterampilan untuk berpikir,  keterampilan untuk bertindak,  keterampilan bersikap dan  keterampilan berinteraksi.

        Menurut Killer (1990:78) hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.

        Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak, dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan pelajaran baru. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

        Hasil belajar yang dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan, intelegensi dan kesempatan yang diberikan kepada anak, pada gilirannya berpengaruh terhadap konsekuensi dari hasil belajar tersebut. Konsekuensi atas hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh hasil belajar itu sendiri tetapi juga oleh adanya penguatan yang diberikan oleh lingkungan sosial, terutama guru dan orang tua. Oleh karena itu pemberian ulangan penguatan yang wajar dan adil merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, lebih-lebih bagi siswa yang kesulitan dalam belajar.

        Metode eksperimen sebagai salah satu metode pembelajaran adalah suatu cara penyajian bahan pembelajaran dengan mencoba mengerjakan sesuatu serta mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu proses percobaan. Menurut Winarno Surakhmad (1984) dengan metode eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan diantaranya Bagaimana cara mengerjakannya ? cara manakah yang paling baik ? Apa yang akan terjadi dengan reaksi itu ? Metode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui suatu hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan data, percobaan, dan analis.

        Menurut Robert J.Navighurt (1995:71), anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang belajar atau bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan atau melaksanakan serta meragakan sesuatu secara langsung.

        Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak bekerja atau belajar dalam kelompok dan anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.

        Disamping Richard Suchman (1962) akan memiliki motivasi alamiah untuk meneliti atau berinkuri. Dan dalam penelitian membutuhkan partisipasi aktif dari anak didik untuk meneliti sendiri secara ilmiah masalah yang dihadapi. Dari pendapat beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai percobaan, anak akan menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.

        Sebagimana kita tahu bahwa anak usia SD, mereka memiliki kemampuan berpikir konkrit. Pada usia ini, anak berada pada tahap operasional konkrit (Teori Piaget). Berkaitan dengan hal tersebut, pada materi pesawat sederhana, guru mencoba menggunakan metode eksperimen dengan harapan prestasi belajar siswa akan lebih maksimal sesuai harapan.


ARTIKEL Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Anak

 Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Anak

Oleh

MUSTOFA,S.Pd.SD

SD NEGERI 1 PETUGURAN

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

        Sebagai mana pengertian dari masyarakat kita bahwa anak merupakan aset atau generasi penerus bangsa yang akan menentukana maju mundurnya suatu bangsa itu sendiri . Oleh karena itu anak yang akan menjadi penerus bangsa ini harus di didik menjadi seorang individu yang tidak hanya tumbuh dan berkembang dalam ilmu pengetahuannya saja tetapi juga karakter dari anak , agar menjdai pribadi yang lebih baik untuk meneruskan bangsa ini.

        Tanpa di sadari budaya telah mengalami pergeseran (akulturasi). Semula batas budaya barat dan timur terlihat jelas, namun sekarang ini yang terjadi budaya luar secara permisif berbaur dengan budaya lokal.  Kondisi yang demikian menjadi berbahaya takala budaya buruk dari luar ditelan mentah-mentah oleh  anak-anak dalam sebuah keluarga. Seperti budaya kekerasan, minum minuman keras, penyalahgunaan narkoba atau seks bebas. Disinilah peran orang tua ditantang untuk mampu mengembalikan karakter anak dalam kapasitas agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Masa kanak – kanak dimana anak sudah masuk ke sekolah dasar dan bertemu dengan teman – temannya. Di masa ini anak akan belajar bagaimana cara pergaulan dengan temannnya dan bersosialisasi dengan teman sebaya dan orang sekitarnya . Masa remaja ,sering disebut juga dengan masa labil dari anak karena di masa ini anak dalam berbagai hal sedang mencari jati diri atau masih dalam taraf pemikiran yang labil atau mudah terpengaruh oleh orang lain atau pergaulan yang dia jalani.

        Membangun karakter anak, yang tidak lain adalah mendidik kejiwaan anak, tidak semudah dan sesederhana menanam bibit. Anak adalah aset keluarga, yang sekaligus aset bangsa. Membesarkan fisik anak, masih dapat dikatakan jauh lebih mudah dengan mendidik jiwa karena pertumbuhanya dapat dengan langsung diamati, sedangkan perkembangan jiwa hanya diamati melalui pantulannya.

        Menurut Loree ( 1970:86 ) dengan menyitir pendapat English & English ( 1985 ) menjelaskan lebih lanjut bahwa sosialisasi itu merupakan suatu proses di mana individu ( terutama anak ) melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan ( kelompoknnya ) belajar bergaul dengan dan bertingkah laku di dalam lingkungan sosial-kulturalnya.  Pembentukan karakter dalam diri anak    diberikan pengetahuan yang baik – baik dari seorang guru . Mulai dari cara ia harus bersikap , perbuatan yang baik itu seperti apa , kemudian cara berbicara dengan orang lain , saling menghargai dan menghormati dan lain sebagainya . kemudian untuk mencintai hal – hal yang baik , anak diajarkan untuk menyukai perbuatan – perbuatan yang menurut ia baik serta berguna dan bermanfaan untuk dia , menjadikan anak untuk selalu menyukai hal - hal yang baik , untuk memaafkan jika ada teman yang salah , untuk mudah meminta maaf jika berbuat salah atau dimulai untuk mengucapkan salam ketika masuk atau keluar rumah . Kemudian. Mengajarakan kepada anak untuk selalu santun dalam perbuatan dan perkataan serta selalu sopan dalam melakukan berbagai hal , serta di tunjukkan apa saja yang baik dilakukan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain sehingga tidak merugikan dirinya dan orang lain.

        Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk yang sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan. Di mata anak, orang tua (ayah ibu) adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya. Oleh sebab itu, ayah ibu harus mampu memberi contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dalam batasan yang wajar.


ARTIKEL BAHAN PECAH BELAH TINGKATKAN PEMAHAMAN OPRASI HITUNG PECAHAN

 BAHAN PECAH BELAH TINGKATKAN PEMAHAMAN OPRASI HITUNG  PECAHAN

Oleh

MUSTOFA, S.Pd.SD

SD NEGERI 1 PETUGURAN

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

        Sekolah menjadi salah satu tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang secara umum menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah. Peranan pemerintah dalam menyelenggarakan sekolah berbentuk keterlibatan penentuan sistem dan isi pendidikan.

            Sistem pendidikan didasarkan pada lamanya jangka waktu seseorang mencapai kedewasaannya, hal ini nampak jelas dengan penyelenggaraan sekolah secara bertingkat dan proses belajar mengajarnya dalam bentuk klasikal. Sedangkan isi pendidikan ini dituangkan dalam bentuk kurikulum. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Dalam sekolah keberadaan guru sangatlah vital, hal ini disebabkan karena bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses pendidikan tidak akan dapat berlangsung atau terlaksana. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan dengan adanya kegiatan. Oleh karena itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pengelola pendidikan siswa dalam kelas. Sesuai dengan eksistensinya di sekolah, tugas utama seorang guru adalah mendidik sehingga setiap akan mengajar seseorang guru harus mempersiapkan suatu cara bagaimana agar yang diajarkan kepada siswa itu dapat diterima serta dapat dipahami dengan mudah. Selanjutnya dalam proses belajar mengajar peranan guru dalam memilih metode mana yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena tugas utama guru adalah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan harapan siswa dapat menerima dan memahami bahan pelajaran dengan mudah.
            
            Mengingat bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, maka makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila guru dalam memilih metode mengajar tepat dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur, diharapkan siswa dapat menerima dan memahami dengan baik apa yang diajarkan oleh guru.

          Pecahan merupkan salah satu kajian inti dari materi matematika yang dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar. Pembahasan materinya menitikberatkan pada pengerjaan (oprasi) hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa maupun campuran. Pada pembelajaran matematika di SD, konsep pecahkaan dan oprasi merupakan konsep yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Akan tetapi kenyataan di sekolah dasar menunjukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan memahami pecahan dan oprasinya, dan banyak guru di Sekolah Dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan pecahan. Para guru cenderung menggunakan cara yang mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan (Muhsetyo, dkk 2004:3.32).

            Dalam kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan alat peraga menjadi sangat penting. Oleh karena itu tujuan yang terpenting adalah memaksimalkan proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa. Alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa. Bahan pecah belah alat peraga yang paling efektif murah dan mudah didapat disekitar lingkungan sekolah. Pemanfaatan bahan pecah belah mempermudah proses pembelajaran siswa di kelas rendah materi pecahan.