Friday 15 April 2022

Pembelajaran untuk Mengaktikan Visual Spasial



Pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual spasial adalah: 

1. Visualisasi
Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar lebar” di benak siswa, guru dapat
membimbing dengan memejamkan mata dan membayangkan apa yang baru saja mereka
pelajari dan diminta untuk menceritakan kembali.

2. Penggunaan warna
Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada pola peraturan atau klasifi kasi
selama proses pembelajaran, misal warna merah pada semua kata–kata penting yang
harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang stress peserta didik ketika
menghadapi hal sulit menemukan makna.

3. Metafora gambar
Metafora gambar adalah pengekspresian gagasan melalui pencitraan visual. Nilai
pendidikan metafora ada pembentukan hubungan hal yang sudah diketahui siswa dan
yang diajarkan.

4. Sketsa gagasan
Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta didik menggambarkan poin kunci, gagasan
utama, tema sentral, atau konsep yang diajarkan, agar cepat dan mudah sketsa tidak harus
rapi menyerupai kenyataan.

5. Simbol grafis
Pembelajaran yang dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri peserta didik
dengan strategi berikut;

6. Bercerita
Peserta didik akan senang menceritakan kisah yang dimiliki kepada temannya sebayanya,
sebagian yang lain merasa malu. Mendengarkan cerita melibatkan keterampilan mendengar
dan linguistik. Metode bercerita bisa diajarkan kepada peserta didik dengan pendahuluan
yang menarik, pemilihan karakter, cerita yang dipilih mengandung imajinasi yang bias
dibayangkan oleh pendengar, memakai efek suara, tangan dan gerakan tubuh, suara jelas
serta ekspresif, dan kontak mata dengan pendengar.

7. Diskusi
Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua tingkat. Ada beberapa
hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan memuaskan.

8. Merekam dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul informasi, wawancara, dan dapat
digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik dapat menggunakan untuk
mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus membicarakan topic mereka. Peserta
didik yang kurang cakap menulis mungkin bisa merekam pemikiran mereka sebagai mode
ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan mengirim surat lisan kepada peserta
didik lain untuk menceritakan pengalaman pribadi mereka, dan memperoleh umpan balik
tentang sosialisasi di lingkungan kelas.

9. Menulis jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru atau dibacakan
secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan majemuk dengan
menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non verbal. Topic yang ditulis bias
bidang umum, spesifi k, catatan matematika, gagasan baru, dan mata pelajaran lain

10. Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik dapat difotocopi dan
disebarkan. Tulisan–tulisan dapat dijilid dalam bentuk buku dan ditempatkan khusus dikelas
atau perpustakaan, dan dipublikasikan di web site sekolah. Jika memungkinkan membentuk
kelompok khusus kepenulisan utuk diskusi buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta
didik tahu bahwa orang lain menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan
tulisan mereka, hal itu memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.

No comments:

Post a Comment